Turtle Conservation And Education Center di buka oleh Gubenur Bali Bapak  Dewa Barata pada 20 januari 2006 di pulau Serangan, TCEC di kembangkan sebagai bagian salah satu straregi untuk mengatasi perdagangan penyu,di bangun di areal 2.4 hektar,TCEC mencoba membantu masyarakat lokal Serangan membuat alternatif lain disamping bisnis perdagangan penyu, Pusat penangkaran berpotensi bermanfaat sebagai, pusat pendidikan,kawasan wisata,konservasi dan sebagai pusat penelitian.dengan pengembangan bisnis lainya untuk memberikan kesempatan satwa penyu langka kembali ke pulau Serangan. TCEC di dukung oleh WWF, Gubenur Bali, Balai konservasi Sumber Daya Alam dan komunitas masyakat lokal, Serangan.

Empat aspek landasan dasar , termasuk dalam penghentian perdaganngan bebas,memberikan 

informasi umum untuk tidak mengkonsumsi segala jenis produk penyu,dan mendukung secara luas

pelestrian penyu; meliputi penggunaan penyu dalam upacara tanpa harus membunuh penyu, dan memantau ukuran penyu beserta jumblah, menjadikan pengawasan yang ketat,memberikan lapangan kerja untuk masyarakat lokal, Serangan.dan pada akhirnya menjadikan bagian aksi untuk memantau perdagangan di Serangan, dan Bali pada umumnya

TCEC secara langsung juga menyelamatkan penyu di alam oleh karena; kondisi sakit,  menyelamatkan telor-telor penyu di kawasan pantai yang ramai pengunjung,dan membeli telor penyu dari masyarakat lokal ( yang di siapkan mereka untuk di konsumsi ). telor penyu nantinya akan di  tetaskan di pusat penangkaran, bayi - bayi penyu ( tukik ) dirawat kurang lebih 1 bulan untuk di lepas bebaskan di alam.